Selasa, 17 Januari 2012

Obat-Obatan Terlarang Dalam Dunia Fitnes Indonesia

Memang ada segelintir orang dalam kalangan fitnes Indonesia yang memakai dan mengedarkan steroids dan obat-obat hormon lainnya. Kelompok orang ini memiliki strategi khusus dalam “menjerat” beberapa konsumennya. Berikut ini adalah beberapa rayuan tipikal yang biasanya disampaikan untuk meyakinkan orang lain untuk membeli apa yang ditawarkan:
-       Bahwa produk yang ditawarkan adalah suplemen, bukan obat.
Mereka tidak akan pernah ragu untuk menipu demi meyakinkan calon mangsanya. Biasanya hal ini terjadi pada calon konsumen yang dianggapnya mudah ditipu dan berada dalam kategori pemula. 
-       Bahwa produk tersebut aman, serta mengatakan kanker adalah penyakit keturunan. “Kalau tidak ada keturunan, kita tidak mungkin terserang kanker.”
Salah satu efek samping terbesar dari steroids adalah tingkat kerusakan yang tinggi terhadap organ hati. Sebagai organ yang menetralisir racun dalam tubuh, organ hati yang terekspos dengan penggunaan steroids akan sulit menetralisir racun yang masuk atau radikal bebas yang terbentuk di dalam tubuh. Organ hati yang rusak berarti tubuh sudah tidak memiliki mekanisme pelindung diri terhadap racun lingkungan dan radikal bebas lainnya, daya tahan tubuh pun merosot tajam dan sel kanker akan mudah tumbuh tanpa harus peduli ada keturunan atau tidak.
Satu hal lagi tentang kanker sebagai penyakit keturunan, bahwa pada dasarnya semua orang di dunia memiliki sel kanker di dalam tubuhnya. Banyak yang tidak mengidap kanker karena daya tahan tubuhnya yang lebih kuat, sehingga sel kanker tersebut tidak aktif.
-       Bahwa harganya lebih murah dari beberapa jenis suplemen, tapi memiliki efektifitas yang lebih tinggi. Untuk apa membeli yang lebih mahal tapi kalah bagus daripada yang lebih murah?
Rayuan seperti ini biasanya dilancarkan kepada member pusat kebugaran yang mengeluhkan suplemennya tidak berguna atau tidak memberikan efek yang diinginkan. Bukannya memberikan saran latihan dan nutrisi yang tepat, para penjual steroids dan obat hormon akan langsung menawarkan solusi jalan pintas dan berusaha meyakinkan dengan “berpura-pura” menjadi teman akrab yang “peduli” terhadap calon konsumennya.
-       Calon konsumen akan diberikan gratis terlebih dahulu, apabila ingin membeli, yang berikutnya harus membayar.
Ini mungkin trik pendekatan yang paling klasik yang pernah dilakukan oleh para dealer obat-obat hormon. Sayangnya, trik ini masih cukup efektif karena iming-iming gratis memang selalu menggiurkan orang yang ingin mencari jalan pintas.
-       Bahwa ada dokter yang meresepkan steroids tersebut, sehingga dosis yang diberikan adalah dosis yang aman.
Melibatkan profesi dokter sebagai tameng pelindung dan “garansi palsu” juga sangat sering digunakan untuk tujuan terlihat lebih bonafide, terlepas dari benar-tidaknya resep tersebut dituliskan oleh seorang dokter. Yang perlu dicermati bahwa semua dokter di Indonesia adalah anggota dari Ikatan Dokter Indonesia dan terikat oleh sumpah profesi yang mereka pernah ucapkan. Meresepkan obat hormon atas nama dokter itu sendiri kepada orang sehat yang tidak memerlukannya sudah merupakan suatu bentuk malpraktek yang bisa berbuntut panjang (seperti di meja pengadilan, hingga pencopotan ijin praktek).

Sebagai orang yang pintar dan terikat erat oleh etika profesi, seorang dokter tidak akan dengan mudah mau mempertaruhkan reputasi dan ijin mata pencahariannya hanya untuk seorang dealer / penjual steroids. Kalaupun ada, maka dokter tersebut pantas untuk dilaporkan ke pihak yang berwajib disertai bukti-bukti yang jelas.

Namun kemungkinan terbesarnya adalah bahwa sang penjual steroid ini membaca dan mempelajari sendiri dosis steroid pada suatu buku yang ditulis oleh seorang yang tak berlatarbelakang kedokteran, dan kemudian mengaku sudah mengacu pada resep dokter.

sumber ; Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar